Mengungkap Misteri Rabies: Hidrofobia dan Mitos yang Mengelilinginya
Rabies, penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus, telah menjadi
subjek ketakutan dan mitos selama berabad-abad. Salah satu mitos yang paling
terkenal adalah bahwa rabies membuat penderitanya takut air. Namun, apa
sebenarnya kebenaran di balik hal ini? Mengapa rabies dikaitkan dengan
hidrofobia? Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut sambil
mengungkap fakta dan mitos tentang rabies.
Kenapa Rabies Bikin Takut Air? Apa Itu Hidrofobia?
Salah satu gejala khas rabies pada hewan dan manusia adalah
hidrofobia, yang merupakan ketakutan ekstrem terhadap air. Ini sering kali
mengarah pada kesulitan menelan dan kram otot saat mencoba minum air atau
bahkan mendengar suara air. Hidrofobia adalah manifestasi neurologis dari
infeksi rabies yang mempengaruhi sistem saraf pusat, khususnya otak.
Apakah Kucing atau Anjing Rabies Takut Air?
Stereotip tentang kucing atau anjing rabies takut air seringkali tidak
sepenuhnya akurat. Sebenarnya, kucing atau anjing dengan rabies mungkin
menunjukkan perilaku yang tidak biasa, termasuk agresi, kelesuan, atau
kebingungan. Namun, ketakutan terhadap air tidak selalu terjadi pada setiap
kasus rabies, dan gejala dapat bervariasi tergantung pada bagaimana virus
mempengaruhi sistem saraf hewan tersebut.
Apakah Rabies Bisa Menular Lewat Udara?
Rabies umumnya ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi,
terutama anjing, kucing, rubah, dan kelelawar. Virus rabies tidak menular
melalui udara seperti flu atau pilek. Namun demikian, virus tersebut dapat ditularkan
ke manusia melalui kontak langsung dengan air liur atau cairan tubuh hewan yang
terinfeksi, termasuk melalui gigitan, luka terbuka, atau terkena mata, hidung,
atau mulut.
Apa yang Terjadi pada Orang yang Terkena Rabies?
Pada awalnya, gejala rabies pada manusia mungkin mirip dengan flu atau
demam ringan, termasuk sakit kepala, demam, dan rasa tidak nyaman. Namun,
seiring virus menyebar ke sistem saraf pusat, gejalanya bisa berkembang menjadi
lebih parah, termasuk kejang, kesulitan bernapas, dan ketakutan ekstrem
terhadap air. Tanpa pengobatan yang tepat, rabies hampir selalu fatal.
Apakah Ada Orang yang Sembuh dari Rabies?
Sangat jarang ada orang yang sembuh dari rabies setelah gejalanya
muncul. Namun, ada beberapa kasus yang dilaporkan di mana pasien berhasil
bertahan hidup setelah pengobatan intensif yang melibatkan vaksin rabies dan
imunoglobulin. Namun, pengobatan ini jauh lebih efektif jika diberikan segera
setelah terpapar virus rabies, sebelum gejala muncul.
Virus Rabies Menyerang Bagian Tubuh Apa?
Virus rabies menyerang sistem saraf pusat, termasuk otak, sumsum
tulang belakang, dan saraf tepi. Ini adalah bagian dari tubuh yang bertanggung
jawab atas pengaturan fungsi-fungsi tubuh penting, termasuk gerakan,
pengelihatan, pendengaran, dan persepsi sensorik lainnya. Ketika virus
menyerang sistem saraf pusat, dapat menyebabkan perubahan perilaku dan fungsi
tubuh yang parah.
Berapa Lama Reaksi Rabies?
Waktu dari paparan virus rabies hingga munculnya gejala, yang dikenal
sebagai masa inkubasi, bervariasi dari beberapa minggu hingga beberapa tahun.
Rata-rata, masa inkubasi rabies pada manusia adalah sekitar satu hingga tiga
bulan. Namun, ini dapat berbeda tergantung pada berbagai faktor, termasuk
lokasi gigitan dan seberapa cepat seseorang mencari perawatan medis.
Mengapa Rabies Takut Angin atau Cahaya?
Selain hidrofobia, rabies juga dapat menyebabkan fotofobia (ketakutan
terhadap cahaya) dan aerofobia (ketakutan terhadap angin). Gejala ini adalah
hasil dari peradangan otak yang disebabkan oleh virus rabies. Saraf yang
terpengaruh mengirimkan sinyal yang tidak tepat ke otak, menyebabkan sensasi
ketakutan yang tidak rasional terhadap stimulus eksternal seperti cahaya atau
angin.
Kenapa Anjing Rabies Mati Setelah Menggigit?
Meskipun ada mitos bahwa anjing rabies secara khusus mati setelah
menggigit, kenyataannya adalah bahwa kematian anjing rabies terkait dengan
progresi penyakit itu sendiri. Rabies menyebabkan peradangan dan kerusakan otak
yang parah, yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan organ dan kematian. Jadi,
kematian anjing rabies tidaklah disebabkan oleh tindakan menggigit itu sendiri,
tetapi oleh dampak virus rabies terhadap tubuh mereka.
Apakah Rabies Bisa Sembuh?
Sayangnya, tidak ada obat yang diketahui untuk rabies setelah
gejalanya muncul. Oleh karena itu, pencegahan merupakan kunci dalam menghindari
rabies. Ini termasuk vaksinasi hewan peliharaan, menghindari kontak dengan hewan
liar atau tidak dikenal, dan mencari perawatan medis segera setelah terkena
gigitan hewan yang dicurigai terinfeksi rabies.
Kesimpulan: Meluruskan Mitos dan Menyebarkan Kesadaran tentang Rabies
Dalam meluruskan mitos tentang rabies, penting untuk memahami
fakta-fakta ilmiah yang mendasarinya. Rabies adalah penyakit yang serius dan
mematikan jika tidak diobati. Hidrofobia, fotofobia, dan aerofobia adalah
gejala neurologis yang merupakan bagian dari manifest